Tanpa Aplikasi, 4G Bak Sayur Kurang Garam

Rabu, 03 Desember 2014 - 09:33 WIB
Tanpa Aplikasi, 4G Bak...
Tanpa Aplikasi, 4G Bak Sayur Kurang Garam
A A A
Bulan ini Telkomsel akan mulai merilis jaringan 4G LTE di Indonesia. Mulanya akan aktif di 110 titik. Yakni 76 titik di Bali dan sisanya di Jakarta. Tapi, tahun depan akan ditambah menjadi lima kota lagi yang penggunaan datanya dianggap tinggi, misalnya Bandung, Surabaya, Yogyakarta, bahkan Manado.

Pengguna smartphonedi Manado termasuk sangat tinggi jika dibandingkan jumlah penduduknya. Dari 7 kota itu jaringan 4G LTE akan dipusatkan ke kawasan-kawasan perkantoran hingga perbelanjaan. Proses peralihan dari 3G ke 4G sendiri akan berlangsung secara seamless. Jadi, ketika sinyal 4G hilang maka secara otomatis pelanggan akan ditake over oleh jaringan 3G.

Pelanggan tidak akan merasakan apapun kecuali kecepatan yang menurun. Sama seperti peralihan sistem suara (voice) dari 2G ke 3G. Pelanggan Telkomsel yang ingin beralih ke 4G LTE cukup mengganti kartu SIM mereka. Atau membeli kartu baru yang sudah mendukung 4G LTE. Tahun depan Telkomsel akan mulai melakukan bundlingdengan Samsung maupun LG untuk membawa handset4G ke Indonesia.

Smartphone ini akan menjadi salah satu penentu kecepatan adopsi 4G LTE di Indonesia. Semakin banyak smartphone4G LTE dirilis dengan harga terjangkau, semakin cepat pula pelanggan beralih ke 4G. Saat ini Telkomsel memiliki 70 juta pelanggan yang menggunakan layanan data.

Sekitar 30 juta diantaranya adalah pengguna smartphone.Seandainya 5% pengguna smartphoneitu gaptek dan tidak memakai data, maka masih ada 27 juta pelanggan yang sehari-harinya harus terhubung ke internet dan konsumsi datanya terus meningkat. Meningkatnya konsumsi data lewat jaringan 4G LTE yang cepat ini erat hubungannya dengan aplikasi.

Tanpa dukungan aplikasi, jaringan 4G LTE ibarat sayur kurang garam. Karena tidak akan mampu mendongkrak gaya hidup yang lebih smartmaupun produktifitas dari pemakainya. Target saya adalah ketika nanti hampir semua sendi-sendi kehidupan pelanggan sudah terhubung ke aplikasi. Baik itu kesehatan, keuangan, hiburan, juga pekerjaan.

Karena itu kami berupaya menyempurnakan ekosistem aplikasi ini dengan menggandeng para developer. Developer Indonesia sangat kreatif. Tapi, banyak yang tidak tahu cara membawa aplikasi mereka ke segmen komersial. Bahkan, banyak developer yang dicuri idenya oleh orang lain.

Peran aplikasi ini tidak hanya untuk kebutuhan personal, namun juga industri lewat kehadiran teknologi Machine to Machine (M2M). Kedepannya potensi M2M ini bisa sangat besar. Bayangkan berapa jumlah manusia di dunia jika dibandingkan ketika perangkat elektronik seperti motor, AC, mesin cuci, hingga kulkas terhubung ke internet.

Teknologi M2M yang dikembangkan oleh Telkomsel saat ini bahkan sudah masuk ke proses bisnis dari sebuah industri, sehingga perusahaan bisa lebih hemat, lebih cepat, dan lebih produktif.
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1135 seconds (0.1#10.140)